11/6/11

"Siwalima"

“SIWALIMA” merupakan motto lambang Provinsi Maluku yang artinya milik bersama atas dasar Siwalima, memupuk persatuan dan kesatuan untuk mencapai kesejateraan bersama. Logo siwalima yang berlatar belakang perisai/salawaku didalamnya terdapat lukisan daun sagu dan daun kelapa, mutiara, cengkeh, dan pala, tombak, gunung, laut dan perahu.

Daun Sagu, menggambarkan bahwa makanan pokok di daerah Maluku adalah sagu yang melambangkan kehidupan.

Daun Kelapa, menggambarkan hasil bumi berupa kelapa, yang banyak terdapat di Maluku.

Mutiara, merupakan hasil laut yang khas dari daerah Maluku.

Tombak, menggambarkan sikap ksatria dan gagah berani.

Gunung, melambangkan kekayaan hasil hutan yang melimpah.

Laut dan perahu, melambangkan persatuan dan kesatuan yang abadi.

Jumlah pucuk daun kelapa sebanyak 17, melambangkan tanggal 17, sedangkan jumlah butir mutiara sebanyak 8, melambangkan bulan 8 (agustus), dan pucuk daun sagu sebanyak 45, melambangkan tahun 45 (1945). Kesemuanya itu melambangkan hari yang sangat bersejarah, yaitu Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945.

Nilai-nilai sosial budaya yang telah mengakar dalam kehidupan masyarakat Maluku merupakan salah satu modal dasar bagi peningkatan persatuan dan kesatuan termasuk menyemangati masyarakat dalam melaksanakan pembangunan di daerah ini. Hubungan-hubungan kekerabatan adat dan budaya harus terus didorong sehingga dapat menciptakan sinergitas yang andal bagi upaya bersama membangun Maluku Baru di masa mendatang. Pendukung kebudayaan di Maluku terdiri dari ratusan sub suku, yang terindikasi dari pengguna bahasa local yang diketahui masih aktif dipergunakan sebanyak 117 dari jumlah bahasa lokal yang pernah ada kurang lebih 130 bahasa lokal. Meskipun masyarakat di daerah ini mencerminkan karakteristik masyarakat yang multi kultur, tetapi pada dasarnya mempunyai kesamaan-kesamaan nilai budaya sebagai representasi kolektif. Salah satu diantaranya adalah filosofi siwalima yang selama ini telah melembaga sebagai world view atau cara pandang masyarakat tentang kehidupan bersama. Dalam filosofi ini, terkandung berbagai panata yang memiliki common values dan dapat ditemukan di seluruh wilayah Maluku. Sebutlah pranata budaya seperti Masohi, maren, swen, sasi, hawear, pela-gondong dan lain sebagainya. Adapun filosofi siwalima dimaksud telah menjadi simbol identitas daerah, karena selama ini sudah menjadi logo dari Pemerintah Daerah Maluku. Siwalima adalah fisafat hidup yang holistic; filsafat itu pernah ada, dan senantiasa hidup dalam peradaban masyarakat Maluku. Siwalima adalah pendekatan yang mempunyai posisi sentral dalam suatu susunan pendekatan yang berwatak jamak. Artinya, hanya di dalam pendekatan Siwa Lima, pendekatan-pendekatan lainnya dimodulasikan dan berproses secara utuh dan dinamis untuk merencanakan, rakyat di daerah Maluku, kemarin, hari ini dan yang akan datang. Dalam konteks pembangunan daerah nilai-nilai budaya lokal yang masih ada dan hidup di kalangan masyarakat, dapat dipandang sebagai modal sosial yang perlu dimanfaatkan bagi kepentingan pembangunan daerah. Filsafat Hidup Masyarakat Setempat Manggurebe maju, lawamena hau lala, artinya bersatu membangun Maluku maju terus pantang mundur. Katong samua satu gandong satu jantung dan satu hati, artinya kita semua sekeluarga/saudara.

1 comments:

95 said...

SIWALIMA ONE FOR ALL, ALL FOR ONE

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...